Friday, December 5, 2008

I Miss My Home...

I lay down in my bed. Looking through my window. Hoping everything will gonna be alright. So, I can fly home soon. It's been too long. One and a half years away from home. At this moment, I let my tears drop. The christmas tree is standing still. Reminding me that last summer, while people were celebrating Christmas, I stayed at home. But, that time I did not feel lonely as I do now.

Suddenly, something attracts my eyes. A grey cat lay down under the tree. Hmm...he seems living in his peaceful life. I have never seen the cat before. The only cat I know is the black one which always come over when I have a barbeque with my friends at the backyard. I think, the two cats share their territorry. "I am in the backyard, and you have the frontyard..."

(benerin bhs inggrisnya,dong..thx b4,ya..)

 

Saturday, November 1, 2008

All of sudden, I love roses...

A couple of  days ago, I took some pictures of roses grown in the front yard of my temporary house. There are seven various color, white, red, dark red, pink,yellow, purple and orange. One rose has a combination color between pink,yellow and white.

In Melbourne, almost every frontyard grown by roses. It is like the roses just come out from somewhere...heheh...In spring, the roses bloom together in any color you've ever imagine.

Friday, October 3, 2008

My Temporary House in Melbourne

I fell in love with this house when I first saw it last January. Jajaran pokok mawar beragam warna dan dua pohon cemara yg menjulang,memaksaku terpesona. So, I said to the landlord, Robert,"I need 1 hour to get to the ATM. I will get back soon with the money." Karena tiga jam nanti,rombongan lain peminat akomodasi ini akan datang. Aku harus membayar panjar untuk memastikan rumah ini tidak diberikan kepada penawar lain.

Foto ini adalah pemandangan halaman depan dilihat dari kamar tidurku. Foto diambil dlm musim yang berbeda. Foto pertama (paling atas) diambil waktu musim semi, sementara foto kedua musim dingin. Bisa diliat pohon yg sama tampil beda menyesuaikan dgn musimnya.

Bila kita menelusuri kiri jalan,kita akan menemui sebuah reserve semacam hutan lindung. Letaknya hanya satu rumah dari kosku. Di hutan itu,ada jalan setapak untuk pengendara sepeda dan sebuah aliran sungai kecil yang berujung ke Danau Coburg. Pagi atau sore hari, terutama Sabtu dan Minggu, banyak orang menggunakan kawasan reserve untuk membawa keluarganya jalan-jalan menikmati hari atau membawa anjing mereka berkeliling.

Lingkungan di sini sunyi, siang mau pun malam. Para tetangga tidak pernah bermunculan keluar jalan depan rumahnya lalu duduk2 bergerombol dan ngerumpi. Hanya ada dua orang tetangga yang aku kenal namanya. Tetangga sebelah kiri, sering dimintai tolong landlord ku untuk memotong rumput di halaman belakang,halaman depan dan sepanjang sisi rumah.Tetangga sebelah kanan (tidak persis bersebelahan karena dibatasi sebuah jalan) kukenal karena beliau sering berada di halaman rumahnya merawat bunga2.

Kadang2 saja aku berpapasan dengan nenek berjilbab dan saling mengucapkan salam. Atau say "hi" and "good morning" dgn orang yg kutemui saat berjalan dari rumah menuju pemberhentian tram, yg jaraknya hanya perlu dicapai dlm waktu 5 menit. Tempat kosku ini terletak di blok ketiga dari jalan raya. Tapi selama delapan bulan, tak pernah melihat para tetangga saling mengobrol di luar rumah. Sepertinya mereka menjalani hidup masing2.Hmm..

 Landlordku (yang kebetulan punya bengkel komputer di garasi rumah kos,namun tinggal 1,5 jam dr sini) hanya bercakap2 dengan tetangga di kiri rumah. Tetangga di kanan rumah malah tidak tahu kalau landlordku juga keturunan Italia seperti dia. Bayangkan kehidupan bertetangga di Indonesia....Jalan depan rumah yg nyaman di Rennie street tidak pernah jadi tempat mangkal remaja atau anak2 bermain lari2an, dilengkapi para ibu yang menyuapi anak2nya, kemudian berbagai tukang bergerobak wara wiri silih berganti. I miss tukang mi ayam, tukang bakso, tukang siomay, tukang roti....Kadang2 mengkhayal malam2 ada tukang sekoteng yg lewat. Atau tukang sate ayam....

 

Friday, September 12, 2008

Novelis, Mimpi yg Belum Tergapai

Sejak kls 3 SD, menjadi seorang novelis adalah cita2 pertama yg ada di benak kecilku. Maka, sore itu, ketika Ibu membelai rambutku dan menanyakan," apa cita2mu?" dgn yakin kujawab,"jadi novelis,"

Reaksi Ibu yg kuingat adalah terkejut dan khawatir. Kata Ibu kepada Bapak,"anak2 lain ingin jadi insinyur,dokter, kok dia malah pengen jd novelis?"

Reaksi Bapak,"usianya baru 9 thn. Dia belum mengerti apa yg dia ucapkan," Aku tahu Bapak bermaksud menenangkan Ibu. Seiring waktu cita2ku pasti berubah.

Reaksiku saat itu, diam dan bergumam dlm hati, aku tahu apa yg kuucapkan,novelis...penulis...seperti Ike Supomo, yg suka aku baca cerita2nya di Majalah Kartini langganan Ibu.

Aku tak pernah melupakan mimpi masa kecilku itu,..menjadi novelis...sebuah profesi hebat menurutku. Tahu sebabnya? Karena novelis bisa menciptakan sebuah kisah seperti nyata. Aku pernah bertanya pada Ibu, "Bu, ini cerita nyata,ya?" Kutunjuk sebuah halaman di majalah Kartini. Kata Ibu, "Iya, kalo ada tulisan 'true story' berarti itu kisah yg sungguh2 terjadi,"

Tapi, pada kisah tanpa tulisan 'true story' pun, aku merasa kisah2 tersebut seperti ada, hidup.Hebat betul penulisnya...pikirku...aku ingin seperti mereka.

Cita2ku hanya seputar menulis dan kata. Kelas 6 SD, aku sudah memutuskan akan memilih jurusan jurnalistik bila kuliah. Pengen belajar nulis cerpen dan jadi wartawan di Majalah Tempo. Ini gara2 kecanduan baca Tempo, walaupun ga mengerti apa yang aku baca.Heheh...favoritku waktu itu rubrik kriminal..walah..

Waktu SMP, aku ingin jadi penulis, ahli bahasa, penerjemah (terispirasi penerjemahnya mantan Presiden Suharto, ada yg msh ingat?).

Herannya selama SD sampai SMA hanya punya satu tulisan (di luar pelajaran bahasa) dan tidak begitu suka pelajaran mengarang. Karya tunggalku adalah sebuah cerpen sederhana yg kubuat waktu kelas 6 SD. Isinya ttg seorang anak lelaki yang awalnya membenci ibu tirinya,kemudian sadar bhw ibu tirinya begitu tulus menyayangi dia dan adik perempuannya.

Cerpen itu ditulis dgn pensil. Satu2nya pembaca adalah adikku, Alia. Dia bilang, ceritanya sedih...dia tanya ini ceritanya siapa? Dia pikir itu cerita nyata..hehhe...Sayang,entah kusimpan di mana karya pertamaku itu.

Akhirnya aku kuliah di jurnalistik,UNPAD...membuat Bapak mulai yakin anak pertamanya ini benar2 berminat jadi penulis. Kukira, di jurusan itu ada mata kuliah menulis cerpen (polos sekali..)...tapi banyak sekali mata kuliah yg berhubungan dgn menulis. Penulisan Berita, Artikel, Depth Reporting, dan Feature.

Herannya, sekali lagi, sepanjang kuliah (selain tugas kuliah) aku hanya menghasilkan sedikit cerpen. Itu pun dibuat di awal dan akhir masa kuliah. Hanya ada dua cerpen dan dua puisi yg berhasil menembus media.

Setelah lulus kuliah, aku berusaha menciptakan cerpen2 dan puisi. Aku kirim ke media. Tapi, belum ada yg dimuat. Namun aku tak pernah patah semangat.

Sayangnya, setelah bekerja, aktivitas menulis berhenti..total...walau pun ide2 bertebaran di kepala. Pulang kerja..rasanya capek sekali...semua ide hanya terwujud dalam potongan kalimat2 pendek. Dan tak pernah bertambah kalimat. 

Setahun lalu, saat tiba di Melbourne, aku bertekad. Harus menghasilkan novel. Apa daya, tugas2 kuliah menuntut perhatian lebih, hampir seluruh hidupku tersita utk memahami pelajaran (hiperbolis..).

Menulis cerpen, bagian yg hilang dalam rongga hidupku..Oh..

Bertemu Multiply memaksa semangat menulisku tumbuh kembali. Ayo...kembali menyusuri mimpimu..

(Setelah menulis ini, rasanya lega sekali...)

 

 

 

 

Jalan-Jalan




Supaya ga stress....jalan2 menikmati hari...yuk,ah...

Friday, September 5, 2008

Otak-Atik Otakku (yg beku karena mulai segalanya dari nol)

Sudah lama sekali ga nulis sesuatu di blog MP-ku. Hari-hari berlalu hanya untuk baca 'core readings' sebelum kuliah, nulis esai, obrak-abrik internet cari bahan2 esai,obrak abrik perpus juga cari buku yg pas buat sumber tulisan. Rasanya..aaaarrrgggghhhh.....

Sampai akhirnya otakku minta istirahat. Bukan cuma beku dan dingin, tapi dia juga terasa sudah mengkerut..hehe..Kasihan...jd aku ikuti maunya otak. Kebetulan lagi libur kuliah satu minggu. Dua hari pertama di liburan ini, nyelesaikan esai. So, kepake deh waktu istirahat buat otakku.  

Hal2 yg membuat otakku ga mengkerut lagi:

1. Baca2 blognya para penghuni MP (yg inspiratif dan memberi semangat, yg kocak mengundang senyum)

2. Dengerin wawancara dlm bhs Indonesia

3. Baca2 berita di detik.com

4. Dengerin lagu2 di Youtube

5. Ngobrol hal2 ringan sama my housemates

6. Berpikir positif tentang hidupku sekarang (bersyukur atas hal2 baik yg sudah terjadi, menyemangati diri sendiri deh pokoknya)

Setelah itu, Ga ada pilihan lain...otakku harus tetap bekerja memahami seluruh tulisan dan lisan dlm bahasa Inggris hingga Juni tahun depan. Dalam tidur pun, otakku tetap bergerak-gerak memikirkan ide tugas2 esai.

Adakah yg punya pengalaman 'harus belajar lagi dari awal, setelah bertahun2 ga kuliah"? Dan, 'mesti menerima semua pelajaran dalam bahasa Inggris, padahal ga pernah menggunakan bahasa itu dlm hidup sehari2".

Aku tunggu saran2 nya, apapun itu...Thanx for reading this...

 

 

Friday, May 16, 2008

Kejadian yg Mendebarkan (sekaligus memalukan??)

Pagi ini,pukul 10 lebih sekian menit...aku melangkah keluar kos..sendiri...Mba Ary sedang kurang sehat jadi absen dulu dari ritual mingguan kami, go shopping to victoria market.

"Kamu ga apa2 Lit,pergi sendiri?"

"Ga apa2,mbak." jawabku tenang.

Tapi ternyata "ada apa2" beberapa meter dari rumah kos.

Dari kejauhan aku melihat sesosok makhluk berwarna hitam- putih berjalan mondar mandir di pedestrian. Jalanan sunyi,tak ada satu pun manusia selain diriku. Makhluk hitam-putih yg semula kuyakini berjalan dgn tuannya,ternyata sendirian juga, seperti diriku.

Waduh...ketakutan mulai menyeruak. Namun aku tetap melangkah maju, dgn harapan..si "dia" mengalah mencari jalan lain, tidak "menghalangi" jalanku. Beberapa meter...mendekat..ups..untunglah..si "dia" memilih menyebrang jalan, menuju halaman sebuah rumah yg pagarnya terbuka. Oh, di situ rupanya dia tinggal. Aku belum pernah melihatnya selama 4 bulan tinggal di lingkungan baru ini.

Aku kembali tenang, mengayunkan kaki sambil mengatur rencana.."ke business library, pinjam buku, terus ke pasar, mampir ke Aldi beli tisu toilet..nanti di tram, catat apa yg perlu dibeli...."

Tiba2...si makhluk yg kutakuti...berdiri tepat di samping kiriku...menatap dgn pandangan yang...tak dapat kujelaskan.

Waktu serasa berhenti. Aku beristighfar, lalu ..."Ya Allah"...hanya 2 kata itu yg terucap tertahan. Karena sangat..sangat tekejut..tubuhku spontan berbalik ke kiri .Kini, kami saling berhadapan. Aku dan Dia...anjing bertubuh sedang...dgn wajah serigala, dan mata membelalak. Aku yakin..dia yg berada begitu dekat dgn kakiku..akan menggonggongku, menyerangku,  lalu menggerogoti kakiku. Dan aku akan berteriak2 histeris hingga seluruh penghuni Rennie Street berlarian ke jalan. Oh..God...

Sekejap, aku teringat kata2 ibu.."Jongkok saja, anjing pasti takut,terus pergi"

Tanpa berpikir 2 kali, tanpa sempat menoleh ke empat penjuru mata angin, aku duduk jongkok begitu saja di aspal pedestrian, dgn ransel di pundakku.Si "Lassie" menatapku sekali lagi...kemudian berlalu..(tanpa menggonggong) ke arah aku datang.

Aku segera berdiri, melangkah menuju jalan raya..ingin rasanya segera berlalu dari "tempat kejadian perkara". Kugigit telunjuk kiriku, menyalurkan seluruh rasa takut. Beberapa meter ke depan, kusadari sendi lututku terasa lemas. Sebegini takutnyakah aku pada seekor anjing ??

Kenapa aku dipertemukan dgn nya ketika aku berjalan sendirian seperti saat ini? Anjing itu seperti sengaja menghampiriku.

Ya Tuhan..aku terus melangkah,perlahan...tanpa berani menoleh ke belakang. Apakah si Lassie mengikutiku?? Semoga tidak..begitu harapku.

Sesampai di tempat menunggu tram, stop no.131, aku berdiri bersandar di  pagar tembok sebuah rumah. Dua orang lelaki datang dari arah yg sama denganku. Hei..mereka pasti melihatku berjongkok "penuh ketakutan" tadi. Oh...Aku tak peduli...Terlalu banyak rencana untuk hari ini yg harus diingat2. "Lassie, please..jangan menungguku pulang.."

Sunday, March 9, 2008

Barbeque for Satria

 

 

Hari ini di rumah kos, ada acara makan bersama sebagai syukuran untuk kelahiran buah hati temen aku, Mr. DSP. Kebetulan di halaman belakang, ada tempat untuk berbarbeque ria. Rencana disusun, dan jadilah acara sederhana itu.

Menunya: bakwan (bala2,kata orang Sunda) buatan Mba Ary, salad sayur yg dicampur2 (buatan mba Ary juga), kentang hasil gorengan Intan, anggur ijo yg manis (yg ini hasil belanja di Victoria Market).

Kita bertujuh : Mba Ary,Mas Heri,Sam,Leo,Intan dan DSP. Cewek2 di dapur,cowok2 berpanas ria di luar sana.

Hasilnya: enaaak...bikin kenyang..(alhamdulillah)

Selamat buat Mr and Mrs.DSP. Semoga putranya menjadi anak sholeh. Amiin..

 

Monday, March 3, 2008

Persamaan diantara Kami

Setelah berpuluh-puluh tahun aku mengenalnya...

Ternyata kita berdua memiliki banyak kesamaan...

1. Sama2 anak pertama dari 8 bersaudara

Adikku 3 perempuan,4 laki2. Beliau punya 3 adik perempuan,4 laki2 (adik beliau yang bungsu hanya sempat menikmati dunia hingga berusia 3 thn)

2.Sama2 jadi Pegawai Negeri (di Departemen yg berbeda)

Para tetangga sering mengira aku bekerja di kantor pemerintah yang sama dgn beliau. Seorang ibu tetangga malah pernah mengangkat ujung jilbabku hanya untuk memastikan logo departemen yg ada di lengan kiri seragamku. "Kirain satu Departemen.." ucapnya tanpa rasa bersalah (Terus terang,sempat kaget juga,soalnya tiba2 and ga pake ijin dulu...)

3.Pernah kursus Inggris di Melbourne

Ada kisahnya di "The History Repeats Itself"

4.Hobi ngisi TTS KOMPAS Minggu

Waktu aku kanak-kanak, aku yang pegang pulpen dan tanya2 beliau...("Lima kata, 4 mendatar...huruf pertamanya A...apa,ya?") Setelah aku makin "berumur", gantian beliau yang pegang pena sambil tanya jawaban TTS ke aku. Setiap minggu pagi, beliau menjadi "my number one fans". Mengejar2ku untuk ikut memikirkan jawaban TTS yg sulit2.(I am really miss this thing)

5.Sama2 hidup dengan kadar kolestrol tinggi

Dua tahun lalu, aku akhirnya memiliki keberanian untuk melakukan pemeriksaan kadar kolestrolku. Setiap 6 bulan sekali, aku cek. Tapi tidak ada usaha keras untuk diet rendah lemak. Padahal kolestrolku bisa sampai 400...(siaga 1..hehe..) Semua makanan yang aku suka..ternyata..harus dihindari.Hiks...

6.....masih ada beberapa persamaan lain...tapi tidak sanggup untuk dipublikasikan...hahahha..Cukup ibuku saja yang tahu...salam ya bu, buat suaminya di rumah.

Keuntungannya adalah : Ada ibu yang "mengerti" kekuranganku karena "Dia kan seperti bapaknya.."

Namun, dibalik berbagai kesamaan itu, ada perbedaan menyolok di antara kami berdua.

Bapak sangat suka berolahraga (Voli,tenis meja,tenis lapangan,sepakbola,catur,bulutangkis) Sementara bagiku, pelajaran olahraga adalah salah satu penyumbang nilai rendah di rapor.weekss...ga doyaaaannn...

 

Thursday, January 17, 2008

Multiply = Diary untuk Umum, Benarkah??

Sejak kursus Bhs Inggrisku usai, aku jadi punya banyak waktu buat browsing internet. Situs yg wajib aku lihat adalah FS, Detik.com, website kantor (sesekali), Yahoo utk cek imel, ABC (radio national) dan...tentu saja Multiply.

Berjalan-jalan di MP ternyata amat mengasyikkan. Aku jadi punya hobi baru...Baca2 postingan orang2 di seluruh penjuru MP. Ternyata aku bisa menemukan banyak hal menarik. Kisah bahagia, duka, kocak....

Yang paling seru, di MP orang merasa bebas mengeluarkan isi hatinya untuk bebas disimak dan dikomentari oleh siapa saja. Blog di MP jadi semacam diary untuk umum. Kenapa bisa begitu,ya?? Menarik nih buat jadi bahan riset.

Aku rasa, tiap orang perlu tempat mencurahkan pikiran dan perasaannya. Kebutuhan untuk "mendengarkan dan didengarkan" tersalurkan via MP.

Silaturahmi dan saling membagi pengalaman adalah hal positif yang aku amati tercipta di dunia MP ini. Kenalan jadi nambah, padahal ga pergi kemana2, cuma di depan komputer aja. Ada pertemanan di dunia maya yg kemudian janjian untuk kopi darat. Bukan hanya ketemu teman2 baru, MP juga membuka kesempatan untuk ketemu teman2 lama. Menemukan orang2 dengan visi, hobi dan ketertarikan yang sama. Mungkin juga, ketemu jodoh..(heheh..)

Buat yang suka nulis, blog di MP jadi sarana mengembangkan diri dan tempat saling belajar.

Multiply membuat kita lepas...asal jangan kelepasan aja..(hmm...apa maksudnya ini..?)

Met ber-MP ria...

Tuesday, January 15, 2008

The History Repeats Itself

34 tahun yang lalu..

Bapakku dapat kesempatan tak terduga dari kantornya. Kursus Bahasa Inggris di La Trobe University, Melbourne selama 6 bulan. Anak bapak waktu itu baru satu, aku. Saat itu, Ibu sedang mengandung 3 bulan. Jadi selama Bapak di Australia, diputuskan ibu dan aku menetap di Madiun di rumah Mbah, karena di Jakarta tidak ada saudara. Sementara semua keluarga Ibu tinggal di Manado.

Tak disangka, sekarang aku juga dapat kesempatan yang sama seperti Bapak. Sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya. Mengkhayal aja ga pernah. Berada di kota yang sama, Melbourne. Walau di Universitas yg berbeda.

Sebelum kuliah, aku harus kursus Bahasa Inggris 20 minggu. Tiap 5 minggu, ada ujian untuk naik level. Tiap level,gurunya selalu baru. Hal yang mengejutkan aku adalah, guruku di level terakhir punya nama yg sama dgn guru Bahasa Inggris bapak dulu.(Aku punya 7 guru selama kursus,sementara guru bapak cuma 1 selama 6 bulan-pen)

Rosemary! Waktu dengar nama itu, aku merasa "the history repeats itself" Mungkinkah dia guru yang sama? Guru bapak dulu mengajar pada waktu usianya 19 tahun. Sementara guruku ini  berusia sekitar 50 tahun.

Aku sudah kirim fotoku berdampingan dgn Rosemary, untuk Bapak. Kata Bapak, wajahnya mirip. Tapi nama belakang mereka berbeda. Guruku memakai nama keluarga suaminya yg berasal dari Yunani. Dalam sebuah kesempatan, aku pernah dengar dia menyebutkan nama keluarganya. Rasanya sih beda. I  am not sure...

Aku pengen banget ketemu gurunya Bapak, seandainya Allah mengijinkan...

Hi,miss Rosie..This is me. The baby girl yg ada di foto "keluarga kecil" yang selalu dibawa2 Bapak. Sekarang aku ga sendiri. I have 7 siblings...and 4 nephews...

Thursday, January 10, 2008

Ketemu (Michele) Yeo

Masih inget Yeo? Mahasiswi Monash yg aku kenal dalam perjalanan pulang ke kos? (Silahkan baca: The conversation with the strangers) Waktu malam Tahun Baru, aku ketemu dia lagi. What a surprise! Soalnya sejak pertama kita kenalan itu, ga pernah sekali pun kita ketemu lagi.

Aku di kereta,duduk di sebelah Mbak Ary. Tiba2 setelah beberapa stasiun terlewati, seseorang berdiri di sebelahku. "Hi!" kata gadis berambut panjang itu. Aku menatapnya,beberapa detik baru aku ingat.Yeo?

Ternyata dia menuju city juga bersama paman dan bibinya. Mereka duduk 2 kursi di depanku. Yeo bilang dia lihat aku, tapi aku sungguh2 ga tahu dia ada di gerbong yg sama. Setelah aku perhatikan, itu karena posisi duduknya tertutup seseorang di depanku. Mungkin dia lebih dulu mengenaliku karena kerudungku,ya...hehe..

Seneng juga ada orang yang cuma kenal kita sekilas, tapi mau menghampiri cuma untuk menyapa. Padahal aku ga lihat dia sama sekali. Dia punya pilihan untuk pura2 ga melihatku. Kalau kamu dalam posisi Yeo, apakah kamu akan melakukan hal yang sama? 

 

Thursday, January 3, 2008

Pengalaman di Perjalanan "Tahun Baru"

Biasanya, setiap malam Tahun Baru, acaraku adalah : di rumah, nonton siaran TV n ngobrol bareng adek2. Setiap tahun selalu begitu dan ga pernah bosan. Tapi kali ini terpaksa harus berbeda karena aku bukan sedang di Jakarta. Rencana sudah tersusun untuk menjalani pengalaman yang berbeda di Melbourne.

31 Des 2007,tanpa TV di kamar kos, kuputuskan pergi lihat pesta kembang api di City. Udara sore masih panas menyengat. Setelah berjalan kaki sekitar 15 menit, aku tiba di muka rumah kos Mba Ary di Beleura. Beberapa menit aku harus menunggu di luar karena ternyata....pintu kos yang dikunci tidak bisa dibuka. Untungnya ada jalan keluar rahasia,melewati ilalang tinggi di belakang rumah menuju ke halaman depan. Sehingga 4 orang penghuni rumah tidak terperangkap di dalam.

Kami berlima, aku,mba Ary,Gina dan ortunya berangkat ke city sekalian merayakan ultah Gina tepat hari ini. Setelah acara makan2 usai, kami berempat,minus Gina yg bergabung dengan teman2nya, menunggu detik2 kemunculan atraksi kembang api di Federation Square,depan Flinders Station. Sebenarnya ada beberapa tempat lain, namun dari tempat ini bisa langsung pulang naik train di Flinders Station, persis di seberang jalan.

Sebenarnya ini acara kembang api yang biasa. Tapi yang menarik perhatianku adalah: tersedianya informasi lengkap soal transportasi dan lokasi acara kembang api di internet. Khusus tgl 31 Des mulai pukul 6 sore, ongkos transportasi gratis. Dalam situs disebutkan bahwa ini adalah "family fireworks" jadi orang datang berbondong2 membawa keluarga masing2. Dari mulai oma-opa sampai bayi2 mungil ada diantara kerumunan manusia.Untuk acara ini,ditekankan tidak ada 'alkohol' sehingga aman buat hiburan keluarga.

Selesai menyaksikan kembang api pukul 12.10,kerumunan besar mulai bergerak ke berbagai arah,menuju kediaman masing2. Gelombang kerumunan terbesar menuju stasiun Flinders St. Menurutku antrian berlangsung cukup tertib. Beberapa polisi nampak berjaga-jaga. Sempat terjadi keributan kecil antar anak muda,tapi segera bisa dikendalikan.

Ada kejadian unik ketika rombongan kecil kami (karena cuma 4 org), menanti kedatangan kereta di peron. Seseorang menjatuhkan jam tangannya ke atas rel, kira2 1 meter di bawah permukaan lantai peron. Entah bagaimana itu terjadi. Yang jelas, petugas stasiun tidak memperkenankan pemilik jam turun untuk mengambil benda tersebut. Rombongan pemuda2 berisik itu berusaha membujuk petugas mati2an. Toh,kereta masih akan tiba 40 menit lagi. Tapi petugas stasiun juga berusaha keras menjelaskan larangan untuk turun ke rel kereta. Mereka menyarankan pemilik jam dan teman2nya untuk menemui seseorang. Seseorang yang lebih berhak mengambil keputusan.Aku rasa petugas dengan pangkat lebih tinggi yang berada di sebuah ruangan di atas sana. Setelah berdebat selama beberapa menit, dengan rasa heran,pemuda tersebut terpaksa pergi menemui orang yang dimaksud. Aku rasa, para petugas stasiun sama herannya dengan para pemuda tadi. Ada peraturan untuk keselamatan kok mau dilanggar, begitu mungkin mereka pikir.

Aku bisa melihat jam tangan berwarna coklat yang tergeletak tak berdaya di bawah sana. Aku bayangkan,seandainya ini di Indonesia, pemilik jam akan dengan leluasa mengambilnya tanpa harus adu urat leher dengan petugas stasiun.

Mba Ary bilang, di Jepang pernah ada kejadian yang mirip. Petugas stasiun rupanya dilengkapi alat serupa tongkat dengan ujung magnit sehingga benda yang terjatuh bisa langsung diambil. (Buat yang tahu soal ini,sharing dong di sini..)

Perjalanan pulang berlangsung aman,nyaman...

Semoga tahun ini segalanya jadi lebih baik, buat semua orang di dunia....