Friday, May 16, 2008

Kejadian yg Mendebarkan (sekaligus memalukan??)

Pagi ini,pukul 10 lebih sekian menit...aku melangkah keluar kos..sendiri...Mba Ary sedang kurang sehat jadi absen dulu dari ritual mingguan kami, go shopping to victoria market.

"Kamu ga apa2 Lit,pergi sendiri?"

"Ga apa2,mbak." jawabku tenang.

Tapi ternyata "ada apa2" beberapa meter dari rumah kos.

Dari kejauhan aku melihat sesosok makhluk berwarna hitam- putih berjalan mondar mandir di pedestrian. Jalanan sunyi,tak ada satu pun manusia selain diriku. Makhluk hitam-putih yg semula kuyakini berjalan dgn tuannya,ternyata sendirian juga, seperti diriku.

Waduh...ketakutan mulai menyeruak. Namun aku tetap melangkah maju, dgn harapan..si "dia" mengalah mencari jalan lain, tidak "menghalangi" jalanku. Beberapa meter...mendekat..ups..untunglah..si "dia" memilih menyebrang jalan, menuju halaman sebuah rumah yg pagarnya terbuka. Oh, di situ rupanya dia tinggal. Aku belum pernah melihatnya selama 4 bulan tinggal di lingkungan baru ini.

Aku kembali tenang, mengayunkan kaki sambil mengatur rencana.."ke business library, pinjam buku, terus ke pasar, mampir ke Aldi beli tisu toilet..nanti di tram, catat apa yg perlu dibeli...."

Tiba2...si makhluk yg kutakuti...berdiri tepat di samping kiriku...menatap dgn pandangan yang...tak dapat kujelaskan.

Waktu serasa berhenti. Aku beristighfar, lalu ..."Ya Allah"...hanya 2 kata itu yg terucap tertahan. Karena sangat..sangat tekejut..tubuhku spontan berbalik ke kiri .Kini, kami saling berhadapan. Aku dan Dia...anjing bertubuh sedang...dgn wajah serigala, dan mata membelalak. Aku yakin..dia yg berada begitu dekat dgn kakiku..akan menggonggongku, menyerangku,  lalu menggerogoti kakiku. Dan aku akan berteriak2 histeris hingga seluruh penghuni Rennie Street berlarian ke jalan. Oh..God...

Sekejap, aku teringat kata2 ibu.."Jongkok saja, anjing pasti takut,terus pergi"

Tanpa berpikir 2 kali, tanpa sempat menoleh ke empat penjuru mata angin, aku duduk jongkok begitu saja di aspal pedestrian, dgn ransel di pundakku.Si "Lassie" menatapku sekali lagi...kemudian berlalu..(tanpa menggonggong) ke arah aku datang.

Aku segera berdiri, melangkah menuju jalan raya..ingin rasanya segera berlalu dari "tempat kejadian perkara". Kugigit telunjuk kiriku, menyalurkan seluruh rasa takut. Beberapa meter ke depan, kusadari sendi lututku terasa lemas. Sebegini takutnyakah aku pada seekor anjing ??

Kenapa aku dipertemukan dgn nya ketika aku berjalan sendirian seperti saat ini? Anjing itu seperti sengaja menghampiriku.

Ya Tuhan..aku terus melangkah,perlahan...tanpa berani menoleh ke belakang. Apakah si Lassie mengikutiku?? Semoga tidak..begitu harapku.

Sesampai di tempat menunggu tram, stop no.131, aku berdiri bersandar di  pagar tembok sebuah rumah. Dua orang lelaki datang dari arah yg sama denganku. Hei..mereka pasti melihatku berjongkok "penuh ketakutan" tadi. Oh...Aku tak peduli...Terlalu banyak rencana untuk hari ini yg harus diingat2. "Lassie, please..jangan menungguku pulang.."