Tuesday, April 28, 2009

Someone stolen my backpack (Kehilangan Pertamaku)

Someone stolen my bag! I can't believe it.

I was sitting at Subway with Mba Ary. We are having a cup of hot chocolate after having a busy day. Actually, we wanted to go home right away, but we need to drink something hot in the cold weather. We usually take the hot chocolate with us and drink it on the tram.

But, we decided to have it there.  A man sat on our favourite place, near the cashier. So we found another place.I put my backpack on the floor on my left side. Mba Ary sat on my right side. I put my Coles bag between me and mba Ary. Each of us take one backpack and one Coles bag. The two bags was full of foods. We need lot of foods for along this week.

We sat before the window, watching people passed through. Some  of them are my classmates. I think they have another class that night. From that window, we can see trams come and go. Our number 1 tram just come. "We can't catch it," Mba Ary said.

"We can wait for the next tram," I replied.

We're preparing to catch the next tram, when I realize my bag has gone.

"Mbak! My bag has gone."

I told the waiter that someone stolen my bag. I asked for the waiter to see the CCTV. Then the manager come to see me. He said," The CCTV does not cover the area where you sat on."

Mba Ary said, "I remembered the woman sat beside you," 

"She is a homeless I guess, because her cloth is dirty. She did not buy anything. She is just sat and watched over us."

Fortunately, I kept my wallet and cellphone in my jacket.

Mba Ary accompanied me to make a report to the police. The nearest police station is on the Flinders Train Station. We took tram and got off at the fourth stop. There is no one, so we went to the other police station in Flinder Lane.

This is my first experience losing property. I met some pickpockets several times on my way to the office in Jakarta, but nothing bad is happened to me. But I lost my backpack, for the first time,here in Melbourne. It's not as safe as I thought before.

Today, I made a report to the campus library. I lost three library books, my keys house, and student card. The other things is my coin wallet and 50 dollar note.

I told my landlord, Robert about this. I also told him that I wrote down my address on an envelope. The envelope was for my lecturer feedback on my essay. But, her staff said that they did not need it. So, she gave the envelope back to me.

Robert said, he will come to the house and change the front door lock.

I hope everything will befine. I need to buy a new bag,but I am not feeling well today.

 

 

Thursday, April 23, 2009

The Racial Prejudice : When you have to change your name

Ini salah satu pengalaman yang menarik menurutku selama hampir 2 thn belajar di Melbourne. Di sebuah kelas Human Rights, aku duduk bersebelahan dengan teman pria dari Cyprus. Namanya Jamal. Baru kali ini aku duduk persis di sebelahnya.

Dia mengangsurkan daftar hadir ke depanku. Setelah menandatangani lembar absensi, aku meletakkan daftar nama2 itu ke meja kosong di sisi kiriku. Sekilas kucek nama2 teman sekelas. Sulit buatku menghafal nama2 orang asing. Aku tidak tahu, yg mana yg Claire, yg mana yg namanya Jenny. Lalu, teman yg kerja di Victoria Police itu,namanya siapa ya?? Michael atau William??

Lalu aku mencari nama Jamal di lembar absensi. Namanya mudah diingat. Kucari nama berawalan 'J'. Hmm, tidak ada. Lalu kucari nama belakang berawalan 'J', walau rasanya ga mungkin karena kita biasa memperkenalkan diri dengan nama depan. Hmm, ga ada juga. Karena penasaran, aku menarik lembar itu dan menanyakan langsung pada Jamal. Kita ga pernah ngobrol sebelumnya, jadi ini untuk latihan ngomong juga..heheh..

"What is your name?"

"I am Jamal"

"Hm, I can't find your name here' (aku menunjuk daftar absen)

"This one is my name" (Jamal menunjuk sebuah nama berawalan 'C')

"Camal???" (Aku berkata ragu)

Lalu mengalirlah kisah itu. Jamal merubah huruf depan namanya karena alasan prasangka rasial. Dia tidak ingin namanya yg identik dengan nama muslim membuatnya mendapat perlakuan yang tidak baik dari orang2 setempat. Namun, masalah baru muncul.Kadang2 orang bingung bagaimana mengucapkan nama 'Camal'. Mereka (Australian boys-Jamal said) akan mengolok-oloknya dengan panggilan "Camel".

Aku bersedih dan bersyukur pada saat yang sama. Aku tidak perlu merubah namaku. Aku tidak mengalami masalah 'mendapat perlakuan yang berbeda' karena identitasku. Banyak sekali mahasiswa/i dari Arab Saudi dan negara muslim lainnya yang menuntut ilmu di Melbourne. Orang2 Arab atau wanita2 berkerudung sangat terlihat jelas identitasnya sebagai muslim. Mereka tidak merubah nama mereka. Tapi aku tidak tahu, apakah mereka pernah mengalami pelecehan karena identitas muslim mereka.

Berita mengenai pelecehan karena soal rasial hanya aku baca dari milis. Berarti racial prejudice itu memang ada. Namun tidak pernah kulihat terjadi terang2an. Aku hanya berharap sisa waktuku di Melbourne berjalan baik2 saja. Sejauh yang aku alami, teman2 sekelasku baik2, dosen2ku juga baik2 dan peduli. Seringkali, bila aku berpapasan dengan orang asing di jalan,mereka menyapaku ramah sambil tersenyum,"good morning".

Melbourne adalah melting pot. Tempat pertemuan berbagai bangsa. Melbourne kota yg aman, namun siapa pun harus tetap waspada terhadap isu kebencian rasial yg bisa meledak kapan saja. Insya Allah aku akan menulis tentang multiculturalism di Melbourne. Have a nice day...

Monday, April 20, 2009

Mengejar Tram no.1 (East Coburg-South Melbourne Beach)

Setelah 6 bulan selalu naik kereta dan bus dari city ke tempat kos, akhirnya harus ganti suasana perjalanan. Mulai pertengahan Februari 2008, karena pindah kos, transport utamaku adalah tram, no.1 dgn rute East Coburg-South Melbourne Beach.

Tram no.1 modelnya agak kuno, dibanding tram2 lain misalnya,jurusan Melbourne University yg lebih canggih. Kalo lagi nunggu tram dari city menuju kos, aku bisa menandai tram yg datang. Kalo tramnya bagus, berarti bukan jurusan Coburg .

Ada beberapa halte di city yg memiliki papan elektronik penunjuk waktu kedatangan tram yg real-time. Jadi, ga repot celingak-celinguk. Tinggal duduk di bangku halte setelah memastikan waktu kedatangan. Di layar akan tertulis, no tram, jurusan dan menit kedatangan. Kalo terpampang angka 10, berarti tram akan tiba di halte tersebut 10 menit lagi. Setiap menit, waktu tersebut akan berubah hingga muncul tulisan "now". Berarti tramnya uda di depan halte persis. Hati2 juga, kalo keasyikan ngobrol sama teman, malah ga nyadar tramnya uda di depan mata...hahah...

Beberapa halte lain punya jadwal tetap tram yg terpasang di tiang halte yg menunjukkan jam berapa tram tiba di halte tersebut.Tram biasanya datang tepat waktu, kecuali ada masalah seperti ada tram yg mogok sehingga menganggu jalur tram lain. Masalah seperti ini, seingatku jaraaaang sekali terjadi.

Jarak dari kampusku yg terletak di tengah kota dengan tempat kos antara 20 sampai 30 menit. Jadi, kalo kuliah mulai pukul 5.30 sore, satu jam sebelumnya, aku akan keluar dr rumah. Sebenarnya jadwal tram bisa dihafalkan, jadi kita ga nunggu tram kelamaan di halte atau malah ketinggalan tram. Bisa dihitung dgn jari tangan, berapa kali aku dan mba Ary lari2 karena dengar suara tram yg mendekat di ujung jalan. Karena tertutup oleh bangunan rumah, kita berdua ga bisa langsung melihat ke jalur tram kalo belum tiba di ujung perempatan jalan.

Halte tram selalu terletak di perempatan jalan, karena jalur2 kota Melbourne bentuknya teratur banget, gridline gitu. Waktu masih tinggal di kos lama di Oakleigh East, arah kedatangan bus bisa terlihat karena tidak ada penghalang pandangan. Sebuah lapangan sekolah yg luas membuatku bisa melihat kedatangan bis dari jauh sehingga bisa menyesuaikan kecepatan dengan berlari. Biasanya kalo kita ga terlalu jauh, supir bis mau menunggu. Apalagi supir tram. Mereka umumnya mau menunggu penumpang yg terlihat berlari2 setengah mati. Kalo sudah seperti itu, kita akan mengucap "thank you" ke supirnya begitu berhasil mendarat dengan selamat di dalam tram.

Pernah aku lihat, perempuan muda, sepertinya mau kuliah, lari2 ke arah halte. Tram sudah melewati dia dan akan berhenti beberapa detik lagi di halte, tepat di perempatan jalan. Seorang teman lelakinya yg ada dalam tram, memberi semangat kepada perempuan itu agar tak berhenti berlari. "C'mon....C'mon.." Kebayang ga di tengah udara dingin, berlari sekencangnya agar tidak ketinggalan tram. Jatuh iba deh pokoknya, tapi semua yg melihat ga bisa bantu apa2. Perempuan itu berlari hingga syal panjangnya yg berwarna putih terjatuh di tepi jalan. Dia sdh ga sempat lagi mengambil syalnya. Setiap detik menjadi begitu berharga. Berhenti ambil syal atau ketinggalan tram...Cuma itu pilihannya. Aku sangat berharap, ada beberapa penumpang lain di halte sehingga bisa menahan keberangkatan tram. Kepalaku memutar ke belakang, mengharap perjuangan gadis itu tidak sia2. Hap! Akhirnya, dia berhasil menjangkau pintu tram dengan terengah2. Aku ikutan lega. Rasanya aku ikut berlari juga. Ampun deh. Sementara syalnya tergeletak begitu saja di kejauhan. Terpaksa diabaikan..

Sunday, April 19, 2009

Facebook - Multiply

Akhirnya berkat Facebook (FB), aku bisa kontak lagi dgn teman2 sekolah, dari mulai SD sampai kuliah. Senang banget mengetahui kabar mereka. Senang karena kabar mereka baik, sehat, dan sudah sibuk dgn tanggungjawab masing2 di pekerjaan, masyarakat dan rumah tangga.

Ada yg sibuk jadi pengusaha, kerja di kantor pemerintah atau memilih di rumah saja sebagai seorang full-time housewife (emang ada yg part-time??).

 Aku menghitung2 berapa tahun ga ketemu temen2 lama. Ada temen SD yg sdh 23 thn ga pernah kontak. Ada temen2 KKN yg ketemu terakhir 13 thn lalu. Ada temen sebangku di SMP dan SMA yg ga pernah ketemu sejak lulus sekolah. Ada juga temen kuliah yg lost contact krn no hp nya ganti. Akhirnya ketemu mereka di FB...rasanya ajaib banget. Teknologi membantu silaturahmi terjalin kembali dengan teman2 lama, orang2 yg pernah begitu dekat dgn kita, tapi terpisah oleh jarak dan tempat.

Semoga pertemanan di FB bisa selalu membawa kebaikan.. Seperti juga dgn pertemanan dunia mayaku di Multiply. Have a nice day for all of you, my dear friends at MP..