Thursday, November 7, 2013

JALAN-JALAN BERDUA.....(SINGAPURA-1)

Hi,

Kini saatnya gembira....
Liburan ke Singapura

Setelah menanti berbulan lamanya, akhirnya kesampaian juga pergi agak jauh, berdua saja dengan suamiku.
Excited banget deh. Ini kisahnya...

KISAH KEBERANGKATAN
Berangkat menuju bandara pukul 06.00 Wib, naik taxi karena mengejar waktu check in pukul 7 pagi, untuk pesawat yang berangkat jam 09.00 WIB. Awalnya suami pengin naik Damri, jauuuh lebih murah, cuma 60 ribu berdua. Tapii, berhubung aku khawatir terlambat tiba di Bandara, kuusulkan untuk naik taxi saja dari Keramik, ada pool Blue Bird di situ. Suami mengalah...:). Ongkos taxi kurang lebih 180 ribu...mahal ya..:(. 
Tips : Berangkat lebih pagi agar bisa naik Damri di Kampung Rambutan yang berangkat pukul 06.00.

Tiba di Bandara pukul 6.30 WIB. Buatku ini waktu yang tepat untuk sarapan. Bukan 'tepat' tapi 'wajib'. Pilih  di depan mata : hokben kesukaanku. Suami cuma makan kebab menu semalam. Dengan alasan itu, aku beli hokben satu porsi saja, karena kalo beli 2 porsi, yakin ga bisa ngabisin jatahku. Nah, suami dapat sisa makanku, seperti biasa :)....(Ceritanya, makan sepiring berdua..hehe).

Sudah sarapan rasanya legaa banget....karena di pesawat Tiger Mandala jurusan Jakarta Singapura, ga ada makan gratis..harus beli di pesawat yang harganya berlipat-lipat.

Dengan tenangnya melangkah masuk ke terminal keberangkatan internasional di Terminal 2. Saat kucek layar informasi, tidak ada no penerbangan kami. Waaah....salah terminal nih. Cepat kutanya petugas,"Tiger Mandala di Terminal 3, Bu. Naik Shuttle bus saja," Dia menunjuk bis kuning yang melintas.  Segera kuberitahu suami dan kami berdua agak berlari mengejar bis itu. Untung bisnya masih berhenti menunggu penumpang. Inilah keuntungan datang lebih awal. Saat salah turun terminal masih ada waktu menuju terminal yang tepat.
Tips : Tanya Airline yang bersangkutan untuk memastikan terminal keberangkatan.

Saat masuk ruang tunggu, melewati pemeriksaan paspor. Perlu diingat, ada larangan membawa minuman/cairan, so aku harus menenggak habis air mineral di botol kecil yang kubawa, sebelum meletakkan barang di mesin X Ray.
Tips : Untuk orang yang gampang haus sepertiku, bawa air mineral di botol kecil saja, supaya bisa dihabiskan sekali tenggak :)

"Waktu nunggu waktu boarding, ketemu teman kuliah yang pergi bersama keluraganya dengan pesawat yang sama"



Lanjut yaa...








Wednesday, October 30, 2013

MENGELUHLAH

Ini sesiku untuk mengeluh

Sebulan terakhir kepala pusing di satu titik, sebelah kanan
Dua hari terhari, mual menyerbu

Ada hari terasa rileks
Kemudian tergopoh

Kemarin,
Pusing kepala berada di titik lain,
Bagian belakang, masih di sebelah kanan juga

Hanya masuk angin
Hibur hati menenangkan

Namun,
Kenapa jantung juga berdegup?
Mengapa mual datang lebih sering?

Dua hari terakhir
Tak bisa lagi menatap layar hp berlama-lama dalam kendaraan

Sungguh
Mengganggu

Apakah ini
Sebuah sinyal?

Berharap hari ini
Lebih sehat saja

Ceria kembali
Siap untuk jalan-jalan
Ke negeri singa
Hanya berdua :)



Tuesday, August 13, 2013

MENGAPA MEMILIH KERJA KANTORAN?

Tak pernah terlintas di kepalaku untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil walaupun ayahku seorang PNS di Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama). Melihat jadwal kerjanya yang rutin, pergi pagi pulang sore, aku sama sekali tak tertarik menekuni hal yang sama. Kalimat yang terpikir selalu: “Apakah tidak bosan ya di kantor seharian?”

Saat lulus kuliah dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, pekerjaan yang kuinginkan adalah menjadi seorang penulis lepas. Menulis dan mengirim naskah ke media cetak menjadi kegiatan rutinku setelah lulus kuliah. Dari sekian banyak cerpen dan puisi yang pernah kukirimkan, hanya ada 2 cerpen dan 2 puisi yang dimuat di 3 majalah remaja. Ternyata tak gampang menembus jagad penulisan. Tapi aku tak terpikir untuk berhenti hingga suatu ketika...

Ibu mengajakku bicara. Beliau memintaku bekerja kantoran. Wah, ini sesuatu permintaan yang serius kupertimbangkan. Alasanku hanya satu, Ibu terlalu banyak memberi untuk anak-anaknya. Sementara aku merasa tidak bisa membalas semua pengorbanan Ibu. Aku kembali mengirimkan lamaran, kali ini sangat selektif mengingat pengalaman menulisku yang minim. Seluruh lamaran kerja yang kukirim terkait dengan penerbitan dan  script writer.

Sambil menunggu respon lamaran, aku menjalani hari demi hari dengan tenang. Sore hari kursus Bahasa Inggris, pagi hingga siang hari membantu mengajar di sebuah Taman Kanak-Kanak. Suatu hari, sepulang aku mengajar, salah seorang adikku memberi informasi. Ada sebuah lowongan kerja yang diumumkan di sebuah media nasional. Apa  itu?  Penerimaan  CPNS di Departemen Perhubungan (sekarang Kementerian Perhubungan). Wuih, PNS? Aku tak tertarik sedikitpun. “Kenapa gak lu aja yang ngirim lamaran?” Elakku. Jawabannya membuatku berubah pikiran,”Tidak ada lowongan untuk lulusan Teknik Industri di Departemen Perhubungan. Kalo ada, aku pasti kirim lamaran,”....Nyes...Hmm (tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata).

Adikku ini langsung menghubungi temannya yang berlangganan koran tersebut untuk mencari informasi mengenai persyaratan lamaran. Mempertimbangkan dukungannya, aku kemudian membuat surat lamaran, dan mengurus berbagai persyaratan lainnya. Di hari terakhir sesuai stempel pos, aku menuju kantor pos.  Aku masih mengingat hari itu. Begitu kelas bubar, tergopoh-gopoh aku meluncur menuju 3 lokasi.  Ambil pasfoto dan ijasah kursus Bahasa Inggris lalu ke Kantor Pos. Di Kantor Pos berdesakan dengan banyak orang lain yang juga mengirim lamaran kerja. Seorang wanita sempat menanyakan tujuan suratku dan meminta persyaratan lamaran. Rupanya dia sudah menyiapkan beberapa berkas lamaran. Ia membuat surat lamaran di tempat, mencantumkan tujuan surat, dan mengirimkannya. Ckck...usahanya patut diacungi jempol.

Beberapa minggu kemudian, aku mendapat panggilan menjalani tes CPNS di Departemen Perhubungan. Di hari H, jam 6 pagi aku sudah berada di lokasi ujian. Saat berada di bangku ujian, kulihat betapa banyaknya pelamar dari jurusan Komunikasi. Aku berkenalan dengan seorang peserta di sebelahku. Kami menghitung jumlah “saingan” di sekitar kami. Wah, ada sekitar 200 orang. 
“Hanya diambil 2 atau 3 orang,”Keluh teman baruku (aku lupa namanya..).
“Ha?Masa?” Bisikku.
“Iya, di koran kan tertulis begitu,”Tegasnya. Walah...aku kan ga baca iklan langsung dari koran. So, aku tak terpikir akan lolos. Biarlah ini menjadi koleksi pengalamanku melamar pekerjaan.

Namun perjalanan hidup tak bisa ditebak. Aku menjadi satu dari sepuluh orang alumni Komunikasi yang lulus tes pertama tersebut.. Tes berikutnya adalah tes wawancara, TPA, dan tes Kesehatan. Alhamdulillah, aku lulus lagi. Kali ini hanya menyisakan 2 orang. Aku sangat bersyukur karena tak menduga dapat lulus ujian demi ujian. Tak punya ‘channel’, tak mengeluarkan uang sepeser pun di luar biaya tes kesehatan. (Hmm, rugi juga ya peserta lain yang sudah mengeluarkan biaya tes kesehatan).

Akhirnya....di sinilah aku, di Bagian Umum dan Organisasi-Ditjen SDPPI Kemkominfo, selama kurang lebih 9 tahun. Adakalanya merasa jenuh dan lelah. Saat seperti itu, aku mengingat kembali ‘alasan’ mengapa aku bisa berada di sini. Perjalanan itulah yang membuatku bertahan bekerja kantoran. Banyak-banyaklah bersyukur karena Allah sudah memberi kenikmatan tak terkira melalui pekerjaan ini. Aku menganggap pekerjaaan ini sebagai ibadahku. Semoga Allah selalu melindungiku....

Jakarta, 14 Agustus 2013
Tulisan ini dibuat terinspirasi oleh tulisan Kang Benny Rhamdani  “Kerja Kantoran? Oh, No!”

Wednesday, January 30, 2013

BE PRODUCTIVE

Be productive....at least in posting a new story :).

New Year has come. I wanna make this year has more meaning in my journey's life.

Last year, I think I only posted one article in my blog. For a woman whose passion is publishing novel, I wasn't  productive. Starting today, I promise myself to post at least one article every month. 

Yesterday, I bought two interesting books. A motivation book and a true story book. The first entitled "Be Happy at Work"... While the last is the number one bestseller (in the world?). I always get attracted with the bestseller books. It' talks about someone's true story. 

I will tell you what I get from the books later.

Actually, I wanted to buy  new shoes. So, I come by to mall after work. But, what I got? two books filled in my big bag and no shoes....