Thursday, July 30, 2009

Canberra




Parliament House, War Memorial Museum, Australian National Museum

Sydney....




Queen Victoria Market, Library, Opera House, Gereja St.Marie

Sydney

Selamat tinggal Canberra yg dingin...Sydney I am coming...

Ada dua kejadian buruk yg menyebalkan. Supir taksi yg membawa kami dari bandara ke penginapan, ternyata melalui jalur tunnel yg menyebabkan kami harus membayar uang tol. total 39 dollar untuk ongkos taksi (kalo ga salah). Ketika pulang, dari penginapan ke bandara, kami memilih naik bus jemputan. Ongkosnya satu orang 12 dollar, namun si supir minta tambahan 2 dollar setiba di bandara. Selebihnya, pengalaman yg menyenangkan....

Mba Ary reunian dgn dua teman masa sekolahnya dulu. Jadi kita diajak muter2 sama mba Maria di hari pertama, n mba Sofi di hari kedua. Sebelum bertemu kedua mba yg imut2 itu, kami mengunjungi Sydney Opera House. Jaraknya dekat dengan Travelodge di Phillip street, cukup ditempuh dengan jalan kaki.

Sayang, cuacanya agak mendung. Tapi seneng banget akhirnya bisa sampai landmark nya Sydney ini. Seperti biasa...foto2 di hampir semua sudutnya. Yg seru lagi, naik kapal menyebrang bawah jembatan yg legendaris di seberang Opera House. Ongkosnya cuma 5 dollar. Bandingkan dgn tawaran dari kapal lain yg menjanjikan membawa kita ke laut lepas dan dijamin bisa melihat gerombolan ikan paus. 89 dollar....uuuuuppsss.....leherku terasa tercekik. Untung kita mutar2 dulu, lihat2 pilihan lain...

Malamnya, Mba Maria datang ke hotel, trus kita makan di ayam goreng 99. Sayur asemnya mantab. Lucunya, mau makan aja harus antri di luar restonya. Nunggu sampai nama kita dipanggil. Restonya cuma buka 4 hari dlm seminggu. Jamnya juga terbatas banget. Jam 11.30 sampai jam 4 sore. Kemudian lanjut lagi dr jam 6 sampe jam 9 malam (kalo ga salah...agak lupa,nih). Tapi,orang2 bersedia nunggu di luar....menahan lapar dan dingin...hehhe..

Besok paginya, kita keliling China Town diantar Mba Sofi. Muter2 paddy's market, tempat jualan suvenir2. Sempat mampir beli bolu kukus di Barbys. Toko kue yang yummy. Pulangnya mampir beli ayam penyet buat bekal ke Goldcoast sorenya.

Kesanku ttg pusat kota Sydney:

Ramai....agak berantakan, gedung2 tua dan modern campur aduk. Banyak orang Indonesia, jadi banyak tempat makan khusus masakan Indonesia. Kalo beli tiket bus, lebih murah beli di news agent drpd di atas bus. Hampir separuh bedanya. kalo di Melben, harga tiket sama saja di mana pun kita beli.

 

 

Monday, July 27, 2009

Telstra Tower (Canberra) and Sydney Opera House




Canberra (part 3)

Telstra Tower adalah tujuan utama di hari keduaku di Canberra. Dari hotel, aku n mba Ary naik bus menuju city (pusat kota). Dari situ, kita harus lanjut naik bus no 81 yg langsung menuju The Tower. Setelah mengecek di papan tourism info, ternyata bis ini hanya beroperasi di libur sekolah. Walah...trus..sekarang tuh libur sekolah bukan ya?? meneketehe...

Untunglah ada seseorang dekat halte yang sangat bersahabat untuk ditanyai. Dia bilang, dia akan mengecek dulu apakah ini musim liburan sekolah atau bukan (ketahuan, berarti belum punya anak nih..heheh).Dia kemudian menghilang di balik pintu sebuah bank di depan kita. Tak lama dia muncul dgn berita gembira...Ya, sekarang libur sekolah...berarti bis 81 ada! Sayangnya di jadwal kedatangan bis, ga ada satu pun keterangan tentang jadwalnya bis 81. Waduh!

So, daripada menunggu sesuatu yg ga jelas, kami memutuskan dengan keberanian penuh untuk naik taxi. Si lelaki ramah tadi menunjukkan arah ke tempat taxi mangkal. "The tower is only 15 minutes from here". Syukurlah, kalo dekat berarti ongkos taksi kan masih terjangkau..heheh...

Taksi membawa kami ke atas bukit dan berhenti di depan sebuah bangunan. Sepiiii...mungkin karena letaknya terpencil dan masih pagi hari. Di lantai pertama kami disambut sebuah ruangan seperti bioskop kecil yg memutar film tentang pembangunan tower. Kemudian kami naik ke lantai berikutnya, tempat loket masuk ke lantai pengunjung. Dari ruangan ini kita bisa melihat pemandangan Canberra ke 8 penjuru mata angin karena bentuknya sengaja dibuat melingkar. Ruangan cuma diisi kursi2, kantin kecil, dan outlet suvenir. Sederhana aja. Mirip sama puncak tugu Monas. Kita juga coba ke serambi luarnya, sayang ada hujan gerimis yang ditingkahi angin kencang. So, aku n mba ary duduk2 di kantin sambil minum hot coklat, terus...seperti biasa..foto2..hehe...

Telstra Tower ini menyimpan sejarah telekomunikasi di Canberra. Aku tertarik banget datang ke sini karena aku pegawai kantor telekomunikasi..heheh...(*maksa*). Kita di Indonesia juga bisa buat sesuatu yang bernilai sejarah jadi tempat pariwisata. Dari awal pembangunannya, Telstra tower ini memang sudah dirancang tidak hanya untuk menara telekomunikasi, penyiaran televisi, tapi juga tempat rekreasi.

 

 

Saturday, July 18, 2009

Me 2009




Canberra (part 2)

Inilah Canberra...udara yg dingin...dan suasana sepi menyergap. Persis seperti komentarnya Michele, seorang teman sekelas yg sempat kerja di Canberra. Waktu aku tanya Canberra seperti apa, dia bilang "it's like countryside". Sepiii sehingga dia lebih kangen dengan suasana Melbourne yang menurutnya lebih rame dan hidup. 

 Kebetulan kita tinggal di luar city center nya, di Manuka jadi suasana sepi sangat terasa. Ga ada orang kelihatan di jalanan. Kayaknya ciut nyali kalo harus jalan sendirian,deh. Tapi aku suka banget sama warna2 dedaunan dan bentuk pepohonan yang bikin suasananya jadi agak mistis romantis gitu.hehe...

Dari hotel menuju city center naik bus yg tiket daily nya 7,40 dollar/org. Kira2 makan waktu 20 menit utk sampai ke city nya. Tapi dari hotel ke Parliament House nya Australia deket lho. Kita cuma naik bus sebentar trus jalan kaki. Tujuan pertama adalah the Old Parliament House yg letaknya segaris dengan Gedung Parlemen yg baru. Diantara Gedung lama dan gedung baru terbentang lapangan rumput luas namanya Federation Mall. Tadinya aku kira ada shopping centre..eh ternyata lapangan rumput...heheh...

Kebetulan hari itu Parlemennya lg off, jadi kita bisa masuk sampai ke ruang Parlemen yg cuma aku lihat di TV. PM Kevin Rudd sedang kunjungan kenegaraan ke Roma, jadi ga sempat ketemuan sama kita nih (ngimpi..). Ada rombongan anak2 sekolah yg sedang mendengarkan sistem kerja Parlemen Australia. Sempat nguping sebentar, trus lanjut keliling lagi ke ruang2 lain. Yg paling assik tuh rooftop nya. Ada rumputnya juga. Tamannya juga bagus, rapi dan antik tapi sayang ga sempat mampir ke tamannya.

Pas dipikir2, aku malah belum pernah menginjakkan kaki ke dalam gedung DPR. Kalo ada rapat2 di DPR yg sampai jauh malam itu, yg ikut pasti pegawai laki2.

Tempat tujuan lain : Australian War Memorial dan Black Mountain Tower (Telstra Tower).

Hal2 unik :

* Jalan2 di Canberra bentuknya melingkar, beda banget sama Melbourne yg bentuk jalannya gridlines. Waktu pulang sempat bingung arah. Sebenarnya uda deket hotel, tapi ga tahu persis hotelnya sebelah mana. Uda cek peta dan nama jalan segala, tapi ga ada petunjuk berarti. Aku coba telepon ke hotel dan jelasin posisi kita. "We are in front of the attorney department.." Si resepsionis bilang, bentuk gedung departemen itu circle jadi dia ga bisa tahu posisi kita ada di sebelah mana. Uda coba tanya orang yg kebetulan nyebrang jalan (sumpah, ga ada yg kelayapan, sepii bangeeet), dia bisa nunjukkin kalo arah jalan yg kita cari lurus ke kiri. Tapi dia ga tahu hotel yg kita tuju. Karena ga yakin seberapa jauh dari bus stop itu ke hotel, kita nanya ke supir bus. Ternyata harus naik bus no 6. Cuma duduk mungkin 5 menitan, eh kelihatan patung pinggir jalan deket hotel. Sayang, bus stop nya kelewatan, jadi kita turun di stop berikutnya. Dan itu bikin kita musti jalan kaki sekitar satu blok utk sampai ke hotel. Tapi ga apa2 sih kan uda biasa jalan kaki berkilo2..heheh..

* Tempat yang agak rame di shopping centre di city. Tapi suasana sepi tetap terasa entah kenapa. Orang2 Asia juga jarang kelihatan.

* Halte bus di city nya juga unik. Ini yg bikin agak pusing juga. Mungkin karena kita terbiasa rute tram nya Melbourne. Halte bus di city nya Canberra ditandai dengan no platform. Kalo mo ke Manuka, dari City harus naik bis no 6 dari platform no.10. Jadi tanya2 deh ke orang2, platform no 10 itu ada di pojokan kota sebelah mana. Dan rute ini sulit dihafal bahkan oleh supir bis sendiri. Beberapa kali aku perhatikan, ada orang2 yang nunggu di halte dan menanyakan arah ke supir bis. Supirnya ga bisa kasih jawaban pasti. Kadang2 mereka tahu harus naik bis no tertentu tapi ga tahu dari platform mana naiknya. Jadi mereka jawab dengan kata2 "kalo ga salah" di ujung kalimat.

* Sempat lihat burung2 parkit, dan serombongan kakatua di pinggir jalan dekat hotel lagi pada asik 'nongkrong'. Pemandangan yg ajaib. Kalo di Jakarta, burung2 itu pasti uda ditangkapin,deh.

.....bersambung ya....

 

Wednesday, July 15, 2009

Around Oz in 7 Days (Canberra-part1)

Akhirnya ada juga kesempatan yg lama sekali aku tunggu dalam 2 tahun studi di Melbourne: Jalan2 seputar kota2 penting di Australia. Perjalanan pertama dimulai dari Melbourne menuju Canberra. Aku, Intan dan Mba Ary menumpang Tiger Airways, perusahaan penerbangan yg irit ongkos. Seingatku 74 dollar utk tiketnya di musim liburan sekolah ini. Intan yg membooking tiket pesawat dan akomodasinya via online.

Yang mesti diperhatikan : Bagasi juga hrs booking online krn harganya jauh lebih murah drpd bayar di airport. Kesalahanku adalah say 'no' to Intan soal bagasi karena aku kira aku n mba Ary cuma bawa ransel aja. Pagi harinya baru kepikiran ide lain. Selain bawa ransel, perlu bawa 1 koper utk isi baju2 aku n Mba Ary. Intan berangkat tanpa bagasi karena Intan ikut sampai Canberra kemudian kembali ke Melbourne. Sementara aku dan Mba Ary akan lanjut ke 2 kota lain. Akibat perubahan rencana soal bagasi, aku n Mba Ary harus membayar biaya bagasi di airport sebesar 25 dollar. Padahal kalo booking online cuma bayar 10 dolar. Wuiihhh...

Ruang tunggu boarding nya kecil, utk segala tujuan kota: Adelaide, Perth, Sydney, Goldcoast, dan tentu saja..Canberra. Kita bawa satu tas khusus isi cemilan: coklat, muffin, chips, sup instan. Bawaan ini kata Mba ary ngalahin bawaannya ibu2 yg punya bayi..hehe..Malah bawa buah juga, pisang, trus pir dan apel yg dipotong2 dadu. Daripada buahnya busuk ditinggal seminggu di kos, lebih baik dibawa kan....Pir sama apel abis di lokasi pertama: bandara domestik Melben. Aku juga ngabisin satu pisang..hehe..

Kejadian2 unik:

*Pas nunggu boarding, ketemu ibu muda sama suami dan tiga anaknya yg masih kecil2. Dari fisiknya ketahuan orang Indonesia, seperti kita bertiga, karena calon penumpang lain bule semua. Eh, ternyata sang ibu muda ini adalah adiknya temen kantor kita di Jakarta. Akhirnya jadi ngobrol2 sebentar sampe ga 'ngeh' kita uda dipanggil utk boarding.

*Ketika barisan kursi di deket gate 3 tujuan kita mendadak kosong, kita bertiga memutuskan pindah ke sana. Sebab utamanya sih karena jalur tempat duduk kita tiba2 dipenuhi barisan orang2 yg mo boarding ke gate 2. Salah posisi duduk karena kursi untuk 3 orang yg masih kosong waktu kita datang cuma di gate 2 itu.

Kita bertiga pun pindah, sambil tetap ngobrol sama adiknya Arbud yg mo ke Perth. Eh, baru duduk sebentar, tiba2 namanya Mba Ary dipanggil utk boarding. Halah....lompatlah kita bertiga ke lorong gate dua langkah dari kursi. Sampe ga sempet say goodbye ke adiknya Arbud...Kita bertiga berlari krn menduga calon penumpang lain pasti sudah ada di pesawat semua. Lumayan jauh juga..kekekek...Eh, tiba2 barisan penumpang di sana masih mengular membentuk antrian menuju tangga pesawat. Oops...jadi ga keliatan ketinggalannya..heheh...Untung ga ada paparazzi dan kita bukan seleb...jadi ga ada dokumentasi pas lari2 bertiga itu...cuapek..deh.. (to be continued)

 

 

Tuesday, July 14, 2009

Around Oz




Some memorable pictures with Mba Ary n Intan (9-13 July 2009)

Around Oz in 7 Days

Finally I can do it! Around three states in a week. Dua hari pertama di Canberra, dua hari berikutnya di Sydney, dua hari terakhir di Brisbane....dan hari ini tiba2 uda ada di Melbourne lagi...Cerita lengkapnya menyusul....pokoknya seru abis...sesi foto2nya itu lho yg ga kuat..heheh...Ke mana2 jalan kaki sampe ga berasa lelahnya. Assiiikkk...