Saturday, March 7, 2009

JANGAN PERNAH MENYERAH (pelajaran no 1)

Sejauh yg sanggup kukenang, sejak Taman Kanak-kanak hingga lulus SMA, hidupku damai.Terlalu damai menurutku, hingga mungkin terkesan datar buat orang lain. Namun semuanya berubah ketika masa perkuliahanku di Bandung mengisi ruang dewasaku.

Ada beberapa momen yg membuatku menyadari bahwa hidup adalah sebuah anugrah yg harus diperjuangkan. Hidup bukan lagi sekedar hidup. Hidup bukan lagi sekedar menapaki langkah, "dari SD ini aku akan sekolah di SMP itu. Setamat SMP aku harus sekolah di SMA itu, Aku akan ambil jurusan Jurnalistik.." 

Hidup tidak lagi sesempit itu. Hidup punya lorong2 lain yang harus kuisi. Dan inilah sebagian kisah yang kuperoleh dalam memahami anugrahNya. Sebuah pelajaran pertama: Jangan pernah menyerah.

"Dua tahun lalu, aku memperoleh kesempatan beasiswa dari kantor untuk menempuh S2 di Australia. Proses persiapan berjalan sangat cepat, diburu2 waktu dan target, sementara pekerjaan di kantor tidak bisa begitu saja ditinggalkan. Pada sebuah titik, aku merasa tak sanggup lagi berlari. Aku ingin menyerah. Sebuah cara mudah untuk menghindari kesulitan2 baru di depan sana.

Sore itu, aku berdiri di tepi jalan raya, menunggu metro mini yang akan mengantarku dari tempat kursus Inggris ke rumah damaiku. Letupan2 listrik negatif menari2 di otak lelahku. Aku mengeja hal2 yang akan terjadi setelah hari ini, kerepotan yang akan mengungkung hari2ku, kekecewaan dan semua bayangan2 serba buruk rupa muncul tanpa ragu.  Sebuah ide konyol yg waktu itu aku anggap akan melegakan, tiba2 terlintas. Aku akan mundur dari "kerepotan" ini dan memilih berkonsentrasi penuh pada pekerjaan kantor. Besok aku berencana menghadap bos nya bos untuk menyampaikan niatku. Tapi sebelum itu, aku akan meminta pertimbangan ortu dulu.

Semua seolah terselesaikan dalam sekian menit di tepi jalan, ketika tiba2 saja sesuatu melintas nyata di depan mataku dan merubah segala rencana.

Seorang bapak berjalan menarik sebuah papan luncur. Di atas papan itu, terbaring telungkup seorang anak lelaki usia SD. Ini kukenali dari seragam batik dan celana pendek merahnya. Anak itu tak berlengan dan tak berkaki. Sebenarnya sering kali aku melihat pemandangan ini. Bapak yg sama dan anak yg sama di sore hari sepulang kantor, melintas di Jl.Gatot Subroto. Biasanya aku menyaksikan pemandangan itu dari atas bis jemputan kantor.

Kali ini apa yg kusaksikan tidak lagi sama karena sesuatu. Anak lelaki itu menghadapi sebuah buku tulis, membacanya.... Tahukah dengan apa dia-yang tak bertangan, membalik lembar2 bukunya?   Ya, dengan dagunya....

Seseorang yg tidak sempurna secara fisik, tapi tetap semangat belajar. Kenyataan ini menamparku, sangat keras, tepat di otakku. Ya Allah...betapa tidak bersyukurnya aku...yg masih memiliki tangan dan kaki...ingin menyerah pada sebuah kesempatan belajar gratis.

Aku takkan menyerah semudah ini....sangat memalukan....Allah telah menjadikan anak itu hadir untuk mengingatkanku. Hidup adalah sebuah perjuangan...dan perjuangan tidak pernah mudah..namun perjuangan juga tidak sesulit yang aku bayangkan. Perjuangan perlu sebuah semangat...untuk tidak menyerah.

Sebuah kartu ucapan yang pernah kubaca di sebuah toko buku, menulis begini:

Kita bisa kehilangan uang

Kita bisa kehilangan teman

Tapi satu hal

Jangan pernah kehilangan semangat

 

15 comments:

  1. terima kasih banyak
    turut merasa diingatkan

    ReplyDelete
  2. nach ini dia..semangatku lagi down... makasih mbak...ada tips gak buat gak kehilangan semangat...

    ReplyDelete
  3. To:axhu and goresancinta...thanx for reading ya...ini aku tulis jg utk mengingatkan dan menyemangati diriku sendiri..

    ReplyDelete
  4. indah sekali...
    tetep semangat ya mbak..

    ReplyDelete
  5. To:Irma...thanx ya supportnya...makasih da mampir...

    ReplyDelete
  6. iya lesson learn-nya jangan menyerah sebelum berperang kan Mbak? sekarang udah mudik ke indo?

    ReplyDelete
  7. To:Yuli...iya,berjuang dl sekuatnya...tdk gampang menyerah...Aku msh di Melben. Insya Allah Juli back for good. Tp sempet pulang ke Jakarta liburan summer kmrn...

    ReplyDelete
  8. Kita bisa kehilangan uang

    Kita bisa kehilangan teman

    Tapi satu hal

    Jangan pernah kehilangan semangat

    wah keren habis mbak jadi motivasi ku hari ini nich..maksh mbak... apa Jurnalis juga kerjanya??

    ReplyDelete
  9. ijin copas tuk motivasiku hari ini ya mbak..

    ReplyDelete
  10. To:aris...silahkan,ris....itu aku dapet dr kartu di toko buku Kita di Bandung, belasan tahun lalu...saking menariknya kata2 itu, aku masih mengingatnya sampe skrg. Kalo aku lg 'lesu' kata2 itu yg terngiang. Aku dulu kuliah di Jurnalistik, tapi kerja di bagian Humas. Belajar jd wartawan cuma pas magang aja dulu..hehhe....

    ReplyDelete
  11. jangan ambil lintasan pikiran dan emosi sesaat

    ReplyDelete
  12. @Uji...dalem....lu,dek....uhuy....ada pengalaman pribadi ya???

    ReplyDelete
  13. ini siapa nih??????
    mba..ini bukan uji yang nulis....ada yang make mp uji nih..

    ReplyDelete